Pakaian Harian Masyarakat Jawa pada awal abad ke-20
Pengertian pakaian harian atau pakaian rumah disini
adalah seperangkat pakaian yang digunakan sehari – hari di rumah. Pada pakaian sehari – hari yang sering
digunakan masyarakat Jawa pada awal abad
ke-20 telah terjadi suatu proses pecampuran budaya atau alkulturasi dengan
budaya Barat yang datang ke Indonesia. Pakain – pakaian ini tercipta karena
adanya “local genius” dari orang –
orang Jawa agar tidak kalah dengan pakaian orang – orang Barat. Pakaian ini
juga tercipta karena bangsa Barat yang menyesuaikan suhu beriklim tropis yang
ada di Indonesia sehingga tercipta pakaian dengan model yang lebih praktis dan
cocok untuk iklim tropis Indonesia. percampuran budaya ini biasa disebut
“Kebudayaan Indis”.
Gambaran tentang pakaian sehari – hari yang digunakan
masyarakat Jawa pada umumnya (rakyat biasa) pada abad ke20. (Sumber :
http://www.tembi.net/id/news/jaringan-museum/orang-jawa-1855-2594.htm)
Gambar di atas ini pada sebelah kiri menunjukkan pakaian
harian perempuan Jawa di Surakarta dengan menggunakan pakaian kebaya serta kain
panjang dengan berbagai motif batik dan dengan rambut yang digelungkan diatas
kepala mereka yang biasa disebut konde.
Motif batik berkembang pada abad ke-20 di Jawa karena adanya mesin jahit yang
didatangkan dari Belanda karena pada saat itu sedang terjadi Revolusi Industri
di Barat. Pada sebelah kanan adalah gambaran umum pakaian pria berkaiJawa (rakyat biasa) pada abad 20. Mereka
menggunakan ikat kepala yang disebut blankon
dan baju yang disebut lurik serta
mereka juga memakai sarung dengan motif batik.
Para perempuan Jawa di Surakarta dengan pakaian gaya Eropa
berupa rok dan baju berbahan tekstil pabrik (Sumber: Majalah Pawartos Surakarta
tahun 1940).
Selain menggunakan kebaya dan kain panjang yang bermotif
batik, para wanita di Jawa pun menggunakan pakaian bergaya Eropa yang berupa
baju berbahan dasar tekstil dari pabrik dan juga rok. Rok yang dipakai adalah
rok yang telah disederhanakan dari bentuk rok yang umumnya digunakan di Eropa. Jenis
pakaian ini biasa dipakai oleh anak perempuan usia sekolah dan biasanya dari
golongan bangsawan atau golongan orang-orang kaya dengan pendidikan barat. Perlengkapan
lainya yang digunakan adalah sepatu untuk alas kaki dan juga bando atau
penjepit rambut sebagai riasan kepala.
Pada anak – anak Bangsawan juga telah dipergunakan
pakaian gaya Barat, karena para bangsawan Jawa umumnya tidak ingin kalah dengan
orang – orang Barat sehingga mereka meniru cara berpakaian orang – orang Barat.
Foto di bawah ini menunjukkan pakaian Goesti Raden Adjeng Noeroel Kamaril
Asjarati Koesoemawardani yang merupakan putri Mangkunegara VII, telah
menggunakan pakaian gaya Eropa berupa baju terusan dengan rok yang berenda dan berlengan pendek dengan gaya
rambut yang dipotong pendek. Hal lain yang terlihat adalah pakaian
Mangkunegaran VII merupakan perpaduan gaya Barat dan tradisional dengan baju sikepan
ageng, kain panjang yang diwiru serta dasi kupu-kupu sebagai aksesoris.
Baju Mangkunegaran VII itu merupakan hasil dari local genius orang – orang Jawa yang disebut Beskap karena ingin meniru Jaz
yang digunakan orang – orang Barat.
Goesti Raden Adjeng
Noeroel bersama Ayah dan Ibunya, Mangkunegara VII dan Ratoe Timoer tahun 1924
(Sumber: http://www.kitlv.nl).
Pakaian Model Eropa ini telah digunakan oleh anak – anak
pada masa awal abad ke-20 di Jawa. Gambar dibawah ini menjadi salah satu
contohnya. Pada sebelah kiri terlihat seorang anak laki – laki yang menggunakan
kemeja lengan pendek dengan celana pendek dan juga sepatu sebagai alas kakinya.
Pada sebelah kanan terlihat gambar seorang anak perempuan dengan rambut yang
dikepang serta menggunakan kemeja lengan pendek lengkap dengan rok dan sepatu
sebagai alas kaki.
Goesti Raden Adjeng Siti Noeroel Koesoemowardini dan
saudara laki-lakinya Raden Mas Saroso Notosoeparto (Mangkoe Nagoro VIII) di
Soerakarta tahun 1935 (Sumber:http://www.kitlv.nl).
Para perempuan
tengah menjajakan dagangannya dengan pakaian berupa kain yang dipakai hingga ke
dada di Surakarta tahun 1928 (Sumber: http://www.kitlv.nl)
Pada awal ke-20an jenis baju yang terkenal yang
dipergunakan sebagai pakaian untuk sehari – hari adalah kemben yang merupakan kain penutup dada. Kemben digunakan oleh para
wanita Jawa yang tergolong sudah berumur atau tua. Gambar diatas merupakan
contoh para pedagang wanita yang menggunakan kemben.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar