Rabu, 17 Agustus 2016

Pakaian Harian Masyarakat Jawa pada awal abad ke-20

Pengertian pakaian harian atau pakaian rumah disini adalah seperangkat pakaian yang digunakan sehari – hari di rumah.  Pada pakaian sehari – hari yang sering digunakan masyarakat  Jawa pada awal abad ke-20 telah terjadi suatu proses pecampuran budaya atau alkulturasi dengan budaya Barat yang datang ke Indonesia. Pakain – pakaian ini tercipta karena adanya “local genius” dari orang – orang Jawa agar tidak kalah dengan pakaian orang – orang Barat. Pakaian ini juga tercipta karena bangsa Barat yang menyesuaikan suhu beriklim tropis yang ada di Indonesia sehingga tercipta pakaian dengan model yang lebih praktis dan cocok untuk iklim tropis Indonesia. percampuran budaya ini biasa disebut “Kebudayaan Indis”.

Gambaran tentang pakaian sehari – hari yang digunakan masyarakat Jawa pada umumnya (rakyat biasa) pada abad ke20. (Sumber : http://www.tembi.net/id/news/jaringan-museum/orang-jawa-1855-2594.htm)
Gambar di atas ini pada sebelah kiri menunjukkan pakaian harian perempuan Jawa di Surakarta dengan menggunakan pakaian kebaya serta kain panjang dengan berbagai motif batik dan dengan rambut yang digelungkan diatas kepala mereka yang biasa disebut konde. Motif batik berkembang pada abad ke-20 di Jawa karena adanya mesin jahit yang didatangkan dari Belanda karena pada saat itu sedang terjadi Revolusi Industri di Barat. Pada sebelah kanan adalah gambaran umum pakaian pria  berkaiJawa (rakyat biasa) pada abad 20. Mereka menggunakan ikat kepala yang disebut blankon dan baju yang disebut lurik serta mereka juga memakai sarung dengan motif batik.

Para perempuan Jawa di Surakarta dengan pakaian gaya Eropa berupa rok dan baju berbahan tekstil pabrik (Sumber: Majalah Pawartos Surakarta tahun 1940).
Selain menggunakan kebaya dan kain panjang yang bermotif batik, para wanita di Jawa pun menggunakan pakaian bergaya Eropa yang berupa baju berbahan dasar tekstil dari pabrik dan juga rok. Rok yang dipakai adalah rok yang telah disederhanakan dari bentuk rok yang umumnya digunakan di Eropa. Jenis pakaian ini biasa dipakai oleh anak perempuan usia sekolah dan biasanya dari golongan bangsawan atau golongan orang-orang kaya dengan pendidikan barat. Perlengkapan lainya yang digunakan adalah sepatu untuk alas kaki dan juga bando atau penjepit rambut sebagai riasan kepala.
Pada anak – anak Bangsawan juga telah dipergunakan pakaian gaya Barat, karena para bangsawan Jawa umumnya tidak ingin kalah dengan orang – orang Barat sehingga mereka meniru cara berpakaian orang – orang Barat. Foto di bawah ini menunjukkan pakaian Goesti Raden Adjeng Noeroel Kamaril Asjarati Koesoemawardani yang merupakan putri Mangkunegara VII, telah menggunakan pakaian gaya Eropa berupa baju terusan dengan rok yang  berenda dan berlengan pendek dengan gaya rambut yang dipotong pendek. Hal lain yang terlihat adalah pakaian Mangkunegaran VII merupakan perpaduan gaya Barat dan tradisional dengan baju sikepan ageng, kain panjang yang diwiru serta dasi kupu-kupu sebagai aksesoris. Baju Mangkunegaran VII itu merupakan hasil dari local genius orang – orang Jawa yang disebut Beskap karena ingin meniru Jaz yang digunakan orang – orang Barat.

Goesti Raden Adjeng Noeroel bersama Ayah dan Ibunya, Mangkunegara VII dan Ratoe Timoer tahun 1924 (Sumber: http://www.kitlv.nl).

Pakaian Model Eropa ini telah digunakan oleh anak – anak pada masa awal abad ke-20 di Jawa. Gambar dibawah ini menjadi salah satu contohnya. Pada sebelah kiri terlihat seorang anak laki – laki yang menggunakan kemeja lengan pendek dengan celana pendek dan juga sepatu sebagai alas kakinya. Pada sebelah kanan terlihat gambar seorang anak perempuan dengan rambut yang dikepang serta menggunakan kemeja lengan pendek lengkap dengan rok dan sepatu sebagai alas kaki.
Goesti Raden Adjeng Siti Noeroel Koesoemowardini dan saudara laki-lakinya Raden Mas Saroso Notosoeparto (Mangkoe Nagoro VIII) di Soerakarta tahun 1935 (Sumber:http://www.kitlv.nl).

Para perempuan tengah menjajakan dagangannya dengan pakaian berupa kain yang dipakai hingga ke dada di Surakarta tahun 1928 (Sumber: http://www.kitlv.nl)


Pada awal ke-20an jenis baju yang terkenal yang dipergunakan sebagai pakaian untuk sehari – hari adalah kemben yang merupakan kain penutup dada. Kemben digunakan oleh para wanita Jawa yang tergolong sudah berumur atau tua. Gambar diatas merupakan contoh para pedagang wanita yang menggunakan kemben.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar