Rabu, 24 Agustus 2016

Foklore
SEJARAH TERJADINYA DESA JETISKIDUL (PACITAN) DAN SILSILAHNYA
          Sekitar menjelang akhir perang Diponegoro kurang lebih pada tahun 1728 dirasa kekalahan di fihak Diponegoro , maka bala tentara yang benci terhadap belanda terpaksa banyak yang menyelamatkan diri mengungsi ke pelosok pelosok diluar kesultanan Ngayogjokarto Hadiningrat.Diantaranya Gembong Singoyudo yang bersembuyi di Tenggaran yang selanjutnya dibuka lahan dan menjadi desa Gembong.Gembong Singoyudo mempuyai putra bernama Gendu Tirtoyudo Gendu tirtoyudo mempunyai istri dari putri Sunan Mbayat dan mempuyai dua putra yaitu Gendu tirto Sedono dan Gendu tirto Negoro.Alkisah menceritakan bahwa Gendu Tirto Sedono membuka hutan belantara yang sangat angker ,namun dia tidak pantang mundur dan menyerah selalu mendekatkan diri pada Sang Kholiq berkat keprihatinanya dia berhasil membuka hutan tersebut dan dinamakan Karang sudo dia mengaku bernama BAREP.Suatu ketika beliau mendapat wisik agar melakukan nepi ditempat yang kelihatan lamat – lamat yaitu bertempat digunung Mego lamat wisik tersebut memberi petunjuk akan terjadinya masa yang cerah setelah melaksanakan tapa brata ada petunjuk pula agar menghadap sang kholiq dia diberi petunjuk juga berada di lereng gunung megolamat tak ada kesulitan dia menemukan Padepokan ,yang mana penghuninya adalah seorang demang bekas abdi kraton wengker Ponorogo asli dari telatah Jetis Ponorogo. Kedatangan Gendu Tirto Sedono diterima dengan senang hati dan dijadikan menantu. Setelah menjadi suami isteri,oleh demang di izinkan untuk kembali ke Karang Sudo dan direstui untuk menjadi Lurah pertama waktu itu juga agar nama  Desanya ditentukan oleh pak demang biar dengan mudah mengingat asal usul dan sejarah karena masih darah keturunan Jetis Ponorogo dan akhirnya diberi nama Desa Jetiskidul. Dengan doa restu sang mertua lama kelamaan Jetiskidul menjadi Desa yang berkembang.Kepulan asap bakaran sampah kelihatan dari Kademangan Nasem (sekarang menjadi wilayah Kedungbeda) maka mbah demang Ngasem utusan(istilah bahasa jawa )untuk memperjelas siapa orang yang mampu membuka hutan belantara disebelah barat daerahnya itu.Setelah diketahui bahwa yang berada disitu mengaku barep maka diakuilah sebagai kerabat demang Ngasem .Karena menjadi kerabat berulang –ulang Demang Ngasem mengirim bekal hidup berupa hasil bumi, juga menitipkan seorang putrinya untuk menemaninya dia cantik namun dia mempuyai kelemahan bodo maka orang tua bilang Mbah B0D0 dia dijadikan isteri kedua karena isteri pertamanya yang berasal dari Jetislor tidak punya keturunan.walaupun dia bodo dia mempuyai kelebihan cantik dan mempuyai keturunan putra banyak.Sampai turun maturun nyai BODO melayani Mbah Barep sampai dia wafat dan jenazahnya di makamkan di pemakaman Gedong karena ini mengandung sejarah asal usul desa Jetiskidul sampai sekarang masih di rawat oleh seorang Juru kunci. Renovasi I (pertama Th 1992) Dan renovasi ke II (hari Rabu wage tgl 15 mei 2013.). Juru kunci yang pertama Mad Ngalim diteruskan oleh mbah Yasmin dan keturunanya. Sepeninggalnya Mbah Barep ada fersi yang menggantikan kedudukan lurah yaitu MBAH DALEM lalu MBAH BUGEL lalu MBAH MANGUN ayah YASMIN kakek MANGUN TIRTO buyut DASIYO Lurah MANGUN tidak begitu lama mejabat lurah karena diturunkan dengan gara- gara cucunya yang bernama Mistar tidak mengikuti cacar lalu diduduki mbah SANAWI proses pengangkatanya kurang jelas apa tunjukan atau pilihan,Masa pemerintahan beliau ada keberhasilan pembuatan saluran Irigasi untuk mengairi lahan sawah yang ada di wilayah Karang dulu disebut DAWUHAN KEDUNG SAPI proses pembuatannya ditarui dengan gertakan potong leher bila air tidak bisa mengalir karena saking sulitnya lokasi saluran saking pletesnya .(sekarang menjadi wilayah dsn MADEKAN) Dengan keberhasilan DAWUHAN tersebut menurut ceritera mengalirnya air pertama di ikuti tarian Reog dan setelah bisa mengairi sawah dirayakan dengan pesta TAYUBAN biayanya ditanggung Onder Gading.Pemerintahan beliau diadakan pembagian wilayah yaitu:
Dukuh Kajan dengan Kamituwo JOKROMO
Dukuh Madekan dengan Kamituwo KASAN
Dukuh Karang dengan Kamituwo GEMBOR
Dukuh Tumpak denga Kamituwo SAPAWI
          Keprabon Mbah Lurah Sanawi di sekitar perumahan mbah Djempino sekarang,setelah wafat dia dimakamkan dipemakaman Lungur Kepuh Akhirnya dia diganti oleh Mbah RONODIKROMO atau dengan sebutan Lurah Bukuning ,meneruskan warisan Mbah Sanawi setelah merasa tidak mampu memikul pemerintahanya akhirnya diganti pak SASTRO dikenal dengan sebutan Lurah BANGKUK karena punggungnya bangkuk atau Lurah endas luwak karena dia senang sajian endas Luwak Beliau diangkat oleh ONDER GADING.dari latar belakang dia tokoh PETUT agar bisa mengekang tindakan kriminal yang selalu terjadi di lingkunganya teryata setelah dia diangkat menjadi Lurah lingkunganya menjadi aman .Atas bantuan pamong desa akhirnya pemerintahanya menjadi teratur pada masa itu cariknya (sekarang sekdes) bernama NGADAM JOGOBOYONYA JOKERTO KAMITUWONYA KRAJAN PUJUT MADEKAN SENTONO KARANG SOMAT DAN TUMPAK SAPAWI.Modinya MAD SALEH .Kebudayaan telah timbul kesenian berupa lintrik yaitu hiburan rakyat semacam ludruk menceritakan sindiran terhadap kekejaman penjajah belanda. Seni sholawatan Jawa dan permainan Galingan .Permainan adu kekebalan dengan alat sebuah pecut yang terbuat dari lidi aren yang dibentuk seperti mata pisau dililit dengan serbuk beling serta diikat pangkal dan ujungnya berujut ikatan sapu.
          Terkenal juga seni adu lesung dan adu kemiri,pada tahun 1937 terjadi mutasi kepala Desa,dengan sistem pilihan tanda suaranya lidi dan kotak suaranya bumbung Dari 3 (tiga) peserta(calon)1 .BP. RAJAD DJOYOTARUNO 2 . BP. YAHDI 3 . BP MUHADI Pilihan tersebut dimenangkan dengan suara terbanyak yaitu BP Rajad Djoyotaruno Masa pemerintahan Bp RAJAD DJOYOTARUNO cariknya Bp PANGAT Putngan WIRYO SENTONO ayahya Bp RAJAD DJOYOTARUNO. Beliau seorang tokoh serba bisa ,bijaksana dan merupakan penuntun masyarakat Jetiskidul segala ilmu dia mumpuni maka dia dihormati masyarakat
          Kamituwonya di Krajan bernama PUJUD diganti KADI (joyodiharjo)digantikan KABUL UTOMO.
          Kamituwo madekan bernama WIRYO SENTONO (ayah bp Rajad)digantikan KATMAN / Suharjo lurahnya Rajad (ayah  Sumartutik ) Kemudian digantikan           SUPARDAN (ayah dari Bp Agus setyono lurahnya Djempino, Yahni,Agus Setyono) Kemudian digantikan RUSLAN.(lurahnya Agus setyono, Muhamad hasim)
          Kamituwo Karang bernama SAMAD diganti YAHDI (lurahnya Rajad ) lalu NAWAN SUYONO (lurahnya Djempino,Yahni.)lalu diganti JARWANTO.(lurahnya Agus setyono,Muhamad Hasim)
          Kamituwo Tumpak bernama SAPAWI diganti SOPOWIRO lalu diganti SOIMIN(lurahnya Djempino,Yahni.) lalu digantikan SARMIDI.(lurahnya Agus setyono, Muhamad Hasim.)
          Jogoboyo MINTO (lurahnya Rajad) digantikan PARNO (sastrodiharjo lurahnya rajad ,dan Djempino)lalu diganti RUSLI (lurahnya yahni ,Agus setyono, Muhamad Hasim )
          Modinya(kesra) KARTOARJO diganti KARJIMUN (lurahnya rajad)diganti MARGONO (lurahnya Rajad, Djempino,Yahni.)lalu diganti MUHAMAD HASIM (lurahnya Agus setyono.)lalu diganti DASIYO sebelumnya pelaksana tehnis pertanian (lurahnya Muhamad hasim)
          Pemerintahan Bp Rajad Kebayannya : Joyoharjo,Wagimin,Joyosingun,Karjoyo,Bokari, Kasankariyo, Yatman, Supardan, Mardjoeki,Tukilan.Pembangunan fisik yang dicapai.
1.     Jalan setapak Karang – Madekan th 1956 bisa dilalui sepeda
2.     Tahun 1967 membangun Dam,Saluran air ,tempat ibadah,
3.     Tahun 1969 membangun SD swadaya
4.     Tahun 1971 mengelola Inpres menghasilkan Dam sepring ,Semunggur,

Pemerintahan Djoyotaruno 1937 Th 1983
Pemerintahan Djempino mulai Th 1983 s/d 1991
Pemerintahan YAHNI Mulai Th1991 s/d 2002
Pemerintahan AGUS SETYONO mulai Th 2002 s/d 2012
Pemerintahan MUHAMAD HASIM mulai Th 2012


Sumber : Wawancara (Bpk. Pujo selaku tetua desa Jetis Kidul), (Bpk. Wiro selaku Lurah desa Jetis Kidul), (warga Jetis Kidul).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar